TOMOHON|ProNews- Proyek Sistem Penyaluran Air Minum (SPAM) senilai Rp. 2,6 Milyar lebih dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 202O, yang dibangun di sumber mata Air, Ranouwe Kelurahan Kinilow Kinilow Satu, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon dinilai mubazir.
Hal ini dikarenakan SPAM tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dan masyarakat sasaran pembangunan SPAM tersebut masih mengalami krisis air bersih.
Kepada PRONEWS.ID, sejumlah oknum masyarakat setempat (sumber terpercaya media ini) mengatakan bahwa pembangunan SPAM ini tidak berdampak pada pemenuhan kebutuhan air masyarakat.
Menurut mereka awal pemasangan pipa itu sudah salah walaupun debit air besar. Bisa jadi Ukuran pipa yang digunakan untuk mengalirkan air ke bak penampung itu tidak sesuai. “Ujar mereka, Rabu 10 April 2024.
Akibatnya, sampai hari ini air dari proyek SPAM tersebut tidak kunjung mengalir.
Kita yang wilayahnya dekat dengan bak induk saja tetap krisis air apalagi yang berjarak jauh pasti lebih susah lagi. Karena begitu kami kembali mengandalkan air sumur,” jelas mereka.
Mereka juga mengeluhkan pembangunan yang menurutnya belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Awalnya kami masyarakat merasa bersyukur karena dengan SPAM ini masyarakat bisa menikmati air yang layak. Tetapi kondisi seperti ini sama dengan buang-buang anggaran,” keluh masyarakat setempat. “Selain itu mereka juga mendesak Aparat Penegak Hukum untuk mengusut proyek ini.
Sementara itu kepala dinas PUPR Kota Tomohon Royke Tangkawarouw dikonfirmasi media ini belum memberikan keterangan lebih jelas terkait permasalahan yang terjadi pada proyek ini. “Terimakasih konfirmasinya, nanti akan saya koordinasikan lebih lanjut dengan pihak terkait,” singkat Royke Tangkawarouw.
[**/arp]