TOMOHON|ProNews.id- ACARA nonton bareng final Piala Dunia 2022 yang digelar di komplkes Menara Alfa Omega pada 18 Desember 2022 lalu, masi meninggalkan kisah kelam.

Kegiatan itu berlangsung sukses dan Argentina menjadi juara dunia setelah menundukkan Perancis. ’’Namun dibalik kesuksesan pada kegiatan tersebut, dari penulusuran Pro News terungkap ada dugaan kongkalikong atau ketidak jujuran pada uang APBD untuk memuluskan nonton bareng ini.

Mirisnya kegiatan yang digelar dalam rangka Festival Hari Besar (FHB) oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tomohon ini, dari keterangan sumber terpercaya media ini, diduga dibiayai oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tomohon dengan menggunakan anggaran APBD yang sebenarnya diperuntukkan bagi media.

Bahkan untuk membiayai nonton bareng tersebut, sejumlah media diminta untuk memasang advertorial. Dan lebih memprihatinkan lagi ternyata media yang memasang advertorial pada kegiatan ini sama sekali tidak memperoleh bayaran.

Sontak saja media yang ditawarkan oleh Dinas Kominfo Tomohon langsung menolak tawaran itu.

‘’Saya adalah salah satu Wartawan yang ditawarkan oleh seorang perempuan berinisial SM. Oknum perempuan ini adalah seorang staf yang sehari-harinya menangani media di Dinas Kominfo Tomohon untuk memasang advertorial.

Awalnya saya merasa senang karena ditawarkan memasang advertorial. Tentunya akan memperoleh bayaran dari situ” tuturnya.

Namun, dalam pembicaraan, ternyata media saya tidak mendapat apa-apa,’’ aku salah seorang wartawan yang meminta namanya tidak dipublish.

Sama halnya dengan wartawan media lainnya yang ditawarkan memasang advertorial oleh SM. Tapi, karena tidak disepakati akhirnya oknum Wartawan ini tidak memasang advertorial.

‘’Mungkin saja mereka memilih media lain yang mau memasang advertorial tanpa dibayar demi nonton bareng final Piala Dunia,’’ tambah oknum wartawan tersebut.

Diketahui, untuk media di Kota Tomohon yang dianggarkan di Diskominfo di tahun 2022 berada pada kisaran 2,863 milliar.

“Jumlah tersebut diperuntukkan bagi 80 media. Hanya saja, dalam penerapannya hanya diberlakukan kepada 54 media saja. Alasannya anggaran tidak mencukupi.

Sayangnya Kepala Diskominfo Kota Tomohon Royke A Roeroe SP MAP ketika dikonfirmasi via panggilan WhatsApp 0812-05-*9*** koneksi internet di HP Android-nya terpantau sementara aktif.

“Begitu juga upaya konfirmasi yang dilayangkan lewat chat WhatsApp di nomor yang sama, Fitur Read Receipts atau laporan dibaca sudah dilihat oleh yang bersangkutan, namun tidak direspon.

Begitu juga dengan staf (SM.red) yang menangani media di Diskominfo, yang diduga kuat adalah oknum yang berperan penting turut terlibat dalam upaya pemasangan advertorial untuk pembiayaan nonton bareng. ’’Oknum Perempuan SM saat dikonfirmasi media ini juga tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

(**/arp)