TOMOHON- Peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia di Kota Tomohon disambut meriah dengan pesta rakyat yang diadakan di berbagai kelurahan.

Salah satu acara yang paling ramai dan penuh keakraban berlangsung di Lingkungan 3, Kelurahan Kamasi, Kecamatan Tomohon Tengah, pada 17 Agustus 2024.

Suasana kekeluargaan begitu kental terasa, menandakan bahwa momen ini bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan di tengah perbedaan.

Tokoh masyarakat Kelurahan Kamasi, Robert Rengkung, dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya memaknai perayaan HUT RI ini sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan bangsa.

“Acara HUT RI ini patut kita maknai dan rayakan bersama.

Terlebih menjelang Pilkada 2024, acara seperti ini menjadi wadah untuk menyatukan kita semua dalam semangat kekeluargaan. Kita boleh berbeda pilihan, tapi persatuan dan kesatuan harus kita jaga,” ujarnya.

Pesta rakyat di Kelurahan Kamasi ini dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Acara berlangsung meriah dengan berbagai hiburan rakyat, lomba-lomba khas tujuh belasan, serta jamuan makan bersama.

Kehadiran warga yang begitu antusias mencerminkan semangat gotong royong yang tetap terjaga di tengah persaingan politik yang semakin dekat.

Suasana pesta yang penuh kehangatan ini juga menjadi cerminan bagaimana masyarakat Tomohon mampu menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan meskipun berada di tahun politik.

Robert Rengkung menambahkan bahwa penting bagi seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian dan saling menghormati pilihan politik masing-masing tanpa melupakan esensi persaudaraan.

Acara HUT RI di Kelurahan Kamasi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga wadah refleksi akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama di saat perbedaan politik kerap mengemuka.

Menurut Rengkung, pesta rakyat ini menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan cinta tanah air tetap menjadi dasar kuat bagi masyarakat Tomohon dalam menyongsong masa depan yang lebih baik, tanpa melupakan akar budaya dan tradisi yang telah terjalin selama ini,” ujarnya.

[**/ARP]