MANADO- Sebuah unggahan mengejutkan diduga berasal dari konten kreator Grey Rumimpunu baru-baru ini mengguncang dunia media sosial.
Dalam postingan yang kini menjadi viral, Grey mengklaim bahwa ada oknum calon kepala daerah yang menggunakan cara-cara kotor untuk meretas ponsel pihak-pihak yang dianggap berseberangan dengan mereka.
Postingan tersebut dengan cepat menyebar luas, memicu spekulasi di tengah masyarakat yang penasaran akan kebenaran di balik tuduhan tersebut.
Grey, yang dikenal sebagai konten kreator yang sering mengangkat isu-isu politik, mengaku bahwa ia pernah merasa bersalah karena membantu beberapa pejabat atau calon pejabat di Sulawesi Utara dalam membangun citra mereka di media sosial.
“Bahasa gampangnya, kita sebagai konten kreator mengajarkan mereka, para calon-calon ini, bagaimana cara bermedia sosial dengan tujuan untuk meraih simpati masyarakat,” tulis Grey dalam unggahannya.
Namun, ia menyesal setelah mengetahui bahwa beberapa di antara mereka hanya melakukan pencitraan semata tanpa niat membangun citra yang tulus.
Yang lebih mengejutkan, Grey juga diduga menuding ada di antara mereka yang menggunakan taktik kotor seperti meretas ponsel orang yang tidak sepaham. “Parah sekali,” tambahnya.
Unggahan ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, meskipun waktu pastinya postingan tersebut dibuat belum diketahui secara jelas.
Banyak warganet yang mencoba menelusuri lebih jauh mengenai siapa yang dimaksud oleh Grey dalam pernyataannya, terutama para oknum yang ia sebutkan.
Dalam kelanjutan diduga postingannya, Grey mengungkapkan niatnya untuk terus membongkar pencitraan yang dilakukan oleh para calon kepala daerah serta tulisan-tulisan dari oknum media yang diduga telah dibayar oleh pihak-pihak tersebut.
“Torang orang Minahasa jangan lagi dibodohi dengan janji-janji manis lima tahun sekali dari para calon kepala daerah yang mau maju. Berbuat dulu baru berjanji!” serunya dengan tegas.
Namun, ketika media ini mencoba menghubungi Grey untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai maksud dari postingannya, dia tidak dapat dihubungi.
Grey, yang diketahui merupakan warga Kelurahan Koya, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, tidak merespons panggilan telepon maupun pesan WhatsApp, yang semuanya dilaporkan sudah tidak aktif.
Ketidakmampuan media untuk menghubungi Grey menambah misteri di sekitar pernyataannya, meninggalkan publik dengan lebih banyak pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang dituding Grey dan apa yang sebenarnya terjadi di balik layar politik Sulawesi Utara.
[**/ARP]