PAPUA|PRONEWS- Menanggapi insiden tragis yang terjadi pada Rabu, 8 Januari 2025, dimana dua warga sipil tewas dalam penembakan di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz telah meningkatkan patroli untuk memulihkan keamanan dan mengejar pelaku.

Pengejaran Pelaku Penembakan
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen. Pol. Dr. Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa patroli kini difokuskan di Kampung Hobkama, Distrik Elelim, tempat terjadinya peristiwa tragis tersebut. Selain memastikan situasi kembali kondusif, Satgas juga berupaya menangkap pelaku penembakan yang diduga kuat adalah Aske Mabel, mantan anggota kepolisian yang membelot dan bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin oleh Jeffrey Pagawak Boamanak.

“Operasi ini bertujuan untuk mengejar Aske Mabel dan memperketat pengawasan di perbatasan Kabupaten Yalimo, termasuk pemeriksaan kendaraan yang masuk dan keluar untuk mencegah potensi ancaman lebih lanjut,” jelas Brigjen. Pol. Faizal Ramadhani dalam keterangan tertulis yang diterima PRONEWS, Minggu (12/1/25).

Dugaan Pelaku dan Tindak Kejahatan
Penembakan yang menewaskan dua warga sipil asal Toraja ini diduga dilakukan oleh Aske Mabel, mantan Bripda yang membelot dari kepolisian dan kini berafiliasi dengan TPNPB-OPM.

Namun, menurut Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, pihaknya menegaskan bahwa Aske Mabel bukanlah anggota resmi OPM dan tidak bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Sebby juga mengungkapkan bahwa perbuatan Aske dan pemimpin TPNPB-OPM Jeffrey Pagawak Bomanak sangat kontroversial, dengan menyebutkan bahwa Jeffrey sebelumnya terlibat dalam kasus penggelapan uang senilai Rp 1,9 miliar yang seharusnya digunakan untuk pembelian senjata, namun senjata tersebut tidak pernah ada.

“Jeffrey Pagawak dan Aske Mabel telah melakukan serangkaian pembunuhan yang mengatasnamakan OPM.

Pembunuhan di Yalimo ini adalah yang keenam kalinya,” ujar Sebby Sambom.

Meningkatkan Keamanan dan Ketegasan Aparat Patroli yang ditingkatkan oleh Satgas Damai Cartenz merupakan langkah nyata untuk menangani ancaman dan mengurangi dampak dari kelompok-kelompok yang terlibat dalam kekerasan di Papua.

Upaya ini juga untuk memastikan bahwa masyarakat di wilayah tersebut merasa aman dan terlindungi dari potensi ancaman terorisme yang seringkali terjadi akibat konflik bersenjata yang melibatkan kelompok separatis dan mantan anggota aparat.

Kondisi ini menjadi peringatan tegas terhadap pentingnya peningkatan koordinasi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menciptakan stabilitas keamanan di wilayah Papua, yang sudah lama mengalami ketegangan terkait konflik separatisme.

[**/WIL]