MANADO|ProNews.id- SEGENAP elemen masyarakat minta Aparat Penegak Hukum (APH) yaitu Polda Sulut, Kejaksaan Tinggi, hingga KPK untuk lakukan pengusutan atas runtuhnya beberapa item bangunan di gedung Koni Sulawesi Utara (Sulut) pada Senin (11/9/2023).
Diketahui runtuhnya beberapa item bangunan pada bangunan di gedung Koni Sulut diduga akibat
Gempa Bumi 5,9 magnitudo yang mengguncang Maluku Utara, sehingga dampaknya sangat terasa sampai di Sulawesi Utara (Sulut).
Pernyataan itu oleh beberapa pengurus Ormas dan LSM yakni, Independen Nasionalis Anti Korupsi (INAKOR), Rakyat Anti Korupsi (RAKO), Waraney Santiago Indonesia (WSI), Lembaga Perlindungan Konsumen RI (LPK RI), Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI Sulut) Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP. K.P.K) Lembaga Investigasi Badan Advokasi Penyelamat Aset Negara (LI BAPAN), Barisan Anti Korupsi Kolusi Nepotisme (BAKIN) Lembaga Anti Korupsi (LAKRI Minahasa) dan Ormas Waraney Nusantara (WN).
Adapun maksud dalam pernyataan sikap mereka yaitu mendorong Aparat Penegak Hukum (APH) di Sulawesi Utara mengusut dugaan kesalahan konstruksi pada bangunan tersebut.
“Kami desak APH atas kuat dugaan menurut kami adanya kesalahan konstruksi pembangunan dan pengurangan material pada proses pembangunan dulu, “ungkap ketua INAKOR Rolly Wenas.
Selanjutnya menurut Ketua RAKO, Harianto Nanga, nilainya besar sekira 15 milyar untuk rehab saat itu dan saat ini dibutuhkan anggaran lagi untuk bangun baru.
Sementara Ketua Umum WSI, Marthin Waworuntu menyatakan sikap yang sama yakni minta APH lakukan penelusuran sesuai dengan kewenangannya.
Lanjut, Dengan do’a syukur kepada Tuhan, kami suport APH semoga diberkahi hikmat untuk menunjukkan jalan agar bisa mengungkap nanti, ” tutur Ketua LPK RI, Stevanus Sumampow.
Pernyataan lanjut, Ketua LAMI Sulut Indry Montolalu mengatakan “Ingatan saya kalo nda salah terkait bangunan tersebut saat lalu waktu di bangun ada semacam swet anggaran dari paket yang rencananya bangun ruang terbuka hijau, kami menduga rangka dan besi hollow yang digunakan tidak sesuai, kami minta APH usut,” cetusnya.
Kesempatan lain Sekjen DPP L.P KPK, Freddy Tulangow mengatakan, pandangan faktor alam benar, tapi sisi lain juga perlu dilakukan proses hukum oleh APH kepada pihak yang harus bertanggung jawab pembangunannya saat itu.
“Dengan tegas selaku Kaban LI BAPAN Sulut kami minta KPK, Kejaksaan dan Polri lakukan pengusutan, “sebut Marthen Sule.
Lanjut, ketua DPD BAKIN Sulut Calvin Limpek mengatakan, kami minta Proyek Pekerjaan Gedung ini jadi atensi APH untuk lakukan penyelidikan.
Lebih lanjut, Ketua Lakri Minahasa menyebut, dengan gempa yang baru saja terjadi menurut kami tidak potensi meruntuhkan bangunan, terbukti dengan adanya rumah rumah warga sekitar tampak tidak ada yang rusak seperti itu. “kayaknya hanya bangunan yang belum lama dibangun di KONI itu yang mungkin karena boleh dibilang masih baru maka pengaruh pada kekuatan, ” ujar Jamel Lahengko.
Yang terakhir Ketua WN, Herry Mandolang menyatakan, Usut tuntas Pembangunan atas dugaan jika ada ketidaksesuaian yang berindikasi korupsi pada saat pembangunannya.
Desakan untuk lakukan pengusutan penyebab runtuhnya beberapa item bangunan pada salah satu gedung di KONI Sulut di pandang ada kejanggalan mengingat beberapa item yang runtuh pada bangunan tersebut masih dapat di kategorikan bangun bangunan baru karena belum lama dibuat.
Sementara itu Ketua Harian PB Perbasi Sulut, Clay Dondokambey didampingi Kadispora Provinsi Sulut Marlone Sendoh SH M.Si., kepada sejumlah Awak media menjelaskan bahwa Gedung KONI Sario Manado yang sebelumnya dikabarkan hancur, ternyata aman. “Lihat saja bagian dalam gedung terlihat rapi, ucap Dondokambey.
Hanya saja hiasan di dinding luar yang dipasang untuk mempercantik bangunan tersebut, alami kerusakan. Bahkan sebagian besar hiasan gedung itu jatuh ke tanah.
Kerusakan yang terjadi hanya berupa aksesoris bangunan Hall B Koni Sulut. Aksesoris ini terbuat dari ACP (Alumunium Composite Panel) yang merupakan bahan perpaduan antara plat aluminium dan bahan composite.
Hiasan bagian gedung KONI itu sendiri terbuat dari bahan ACP atau Aluminium Composite Panel.
Dijelaskan Dondokambey, ACP sendiri memiliki permukaan yang rata dan halus sehingga tepat digunakan untuk melapisi dinding eksterior bangunan. Bangunan yang dilapisi ACP akan terlihat lebih mewah, modern, dan artistik.
“Jadi bangunan intinya tidak apa – apa. Beton bangunan KONI sangat kuat. Sudah puluhan tahun bangunan itu dan sudah berapa kali Gempa yang lebih kuat, tapi bangunannya tetap kokoh. Hanya hiasan yang ditambah di dinding bagian luar saja yang rusak akibat gempa,” urai Dondokambey.
Diketahui juga Gempa 5,9 magnitudo itu terjadi di kedalaman 168 Km. Wilayahnya 11 Km TimurLaut Jailolo Malut.
Gempa ini terjadi sekitar pukul 20.51 Wita, Senin 11 September 2023. Dan tidak berpotensi tsunami.
[**/arp]