JAKARTA|ProNews.id – Perusahaan pinjaman online (pinjol) AdaKami tengah jadi sorotan di media sosial (medsos).
Pasalnya, ditengarai menerapkan praktek nakal, mulai dari mengenakan biaya layanan hampir 100 persen sampai intimidasi saat menagih debitur.
Persoalan ini sedang menjadi topik hangat di Twitter, hingga seorang warganet mengungkap bahwa ada kasus debitur nekat mengakhiri hidup, lantaran tak kuat dengan teror dari para desk collection AdaKami.
Lalu, beberapa warganet lain mengaku, sampai diteror dengan orderan fiktif melalui aplikasi ojek online oleh desk collection AdaKami.
Menyangkut hal ini, banyak pihak mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ambil sikap.
Lantas, siapa nama yang ada di belakang AdaKami?
Sebagai informasi, AdaKami merupakan perusahaan finance technology (fintech) P2P lending yang menyediakan pinjaman online. AdaKami berdiri di bawah bendera PT Pembiayaan Digital Indonesia (PDI) yang sudah ada sejak 2018.Dalam izin usahanya, AdaKami telah mengantongi izin OJK dan terdaftar di Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI).
Disebutkan melalui laman resminya, AdaKami adalah sebuah platform peer-to-peer lending online lokal yang menyediakan fasilitas pinjaman (kredit) tanpa agunan.
“Semangat kami adalah untuk membangun akses keuangan yang berkualitas bagi ratusan juta orang Indonesia. Kami berkomitmen untuk membantu orang-orang serta komunitas dalam meraih mimpi mereka dalam setiap tahapan hidup mereka,” ditulis pada kolom Tentang AdaKami.
Ditambahkan, AdaKami dioperasikan oleh PT PDI, sebuah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang berizin dan tunduk kepada ketentuan yang berlaku dibawah pengawasan OJK.
AdaKami adalah penyelenggara pinjaman online (kredit) tanpa agunan berbasis digital untuk mendukung pemerataan akses finansial di Indonesia.
PT Pembiayaan Digital Indonesia beralamat di Jl. H.R. Rasuna Sahid Blok X-5 No. 13 Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Berbicara menyangkut perusahaan ini, tentu tidak bisa lepas dari sosok besar yang ada di belakangnya, yang belakangan juga menjadi incaran warganet untuk mencari tahu siapa orangnya.
Ternyata, sang “Big Boss” nya adalah Bernardino Moningka Vega selaku Direktur Utama (Dirut) sekaligus pendiri AdaKami.
Khusus bagi warga Sulawesi Utara, terutama di kalangan pengusaha, nama ini terdengar tak asing lagi.
Dirangkum dari berbagai media, ia merupakan mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut.
Namanya juga sempat terangkat dalam kasus tanah di Bitung bersengketa dengan Royke Tangkudung Cs dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung pada tahun 2012-2014.
Terakhir, berkaitan perkara pengrusakan asset di atas lahan PT Asa Engineering Pertama (milik Vega), yang disidang di Pengadilan Negeri Airmadidi pada Juli 2023 lalu.
Putra Bernardino Q Vega, pendiri Hotel Paradise Likupang ini, tercatat pernah meraih gelar sarjana Teknik Sipil dari University of Southern California dan meraih gelar MBA dari Providence College, Amerika.
Dalam dunia bisnis, namanya dianggap sudah sangat mentereng. Terbukti, ia sempat menduduki beberapa posisi penting di sejumlah perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Diantaranya, diduga pernah menjabat sebagai komisaris di PT Bahana TCW Investment Management, anak perusahaan BUMN pada tahun 2004 hingga 2008.Pria kelahiran 1962 ini, juga sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional.
Lalu, menjadi Ketua Bidang Asia & Pasifik di KADIN tahun 2015.
Terkini, menduduki posisi Dirut di PT Pembangkit Energi Mandiri pada 2015 sampai sekarang, menjabat Dirut PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) di tahun 2018 sampai sekarang, dan anggota dewan di PT Era Graha Realty Tbk sejak 2019 sampai sekarang.
Dalam karir sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Humpuss Patragas, Direktur Pengembangan Bisnis PT Humpuss, Direktur di PT Korpindo Konsultansi dan Direktur di PT HUMPUSS Karbometil Selulosa.
(*/Rev)