Tradisi penganugerahan Pena Emas dimulai sejak tahun 1946. Penerima pertama adalah Sumanang, SH, Ketua PWI pertama.

Dikatakan, keempat Gubernur Sulut yang pernah menerima penghargaan Pena Mas PWI, masing-masing GH Mantik tahun 1984; selanjutnya CJ Ngantung tahun 1995; kemudian Sinyo Harry Sarundajang tahun 2013 dan terakhir Olly Dondokambey tahun 2023.

Gubernur Sulut mengaku tak menyangka akan memperoleh Anugerah Pena Emas PWI.

Olly Dondokambey juga mengaku sangat senang saat berita gembira tersebut disampaikan oleh Ketua PWI Sulut, Drs. Voucke Lontaan kepadanya beberapa waktu lalu.

Menurut Olly Dondokambey, peran pers dalam pembangunan di Sulut sangat positif. Pers, tambahnya, tidak saja berperan dalam menjalankan fungsinya memberikan informasi bermanfaat kepada masyarakat tapi yang tidak kalah pentingnya juga melakukan kontrol sosial.

“Media cetak di Sulut menjadi referensi saya dalam melihat persoalan pembangunan. Dari media lah saya bisa tahu kondisi riil di masyarakat,” ujar Gubernur Sulut.

Dikatakan, keberhasilan Sulut keluar dari kritis Covid -19 dan memulihkan kembali kehidupan perekonomian Sulut juga tak lepas dari peran pers. Sehingga perekonomiannya dapat tumbuh di atas 5 persen per tahun atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

“Media berperan dalam memperkenalkan potensi Sulut di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan andalan masa depan sektor pariwisata. Saya kira peran pers masih relevan untuk kita dorong terus ke depan,” ucapnya.

Ketika kantor PWI Sulut di Kota Manado tahun 2021 terbakar, Gubernur Olly Dondokambey dan wakil Gubernur Drs Steven Kandouw tercatat turut aktif membantu rehab gedung itu lewat APBD Provinsi 2023.

Saat ini, gedung PWI itu sudah dapat dimanfaatkan kembali. “Saya memang ingin PWI kuat sehingga bisa berkontribusi lebih besar bagi pembangunan Sulut,” kata Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

[**/arp]