TOMOHON– Debat publik ketiga pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tomohon yang berlangsung pada Rabu (13/11/2024) di Ballroom Novotel Manado, Provinsi Sulawesi Utara, menjadi arena panas yang diwarnai adu argumen tajam antara kandidat.

Momen krusial ini terjadi ketika Paslon nomor urut 2, Wenny Lumentut-Michael Mait (WLMM), secara lugas mengkritik kepemimpinan petahana Caroll Senduk-Sendy Rumayar (Paslon nomor urut 3) terkait berbagai isu strategis dalam tata kelola pemerintahan.

Dalam sesi tanya jawab, Wenny Lumentut langsung menyorot kekosongan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) di Pemerintah Kota Tomohon akibat promosi dan pensiun tanpa diikuti pengisian jabatan baru.

Ia mempertanyakan komitmen Caroll Senduk dalam mengelola manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara), khususnya dalam hal fasilitasi uji kompetensi.

“Banyak JFT kosong karena tidak ada fasilitasi uji kompetensi yang memadai. Anggaran untuk pengembangan kompetensi ASN tidak pernah dianggarkan selama masa kepemimpinan saat ini,” tegas Wenny Lumentut dengan nada mengkritik di hadapan publik.

Lebih lanjut, Wenny juga menyinggung soal ketidakadilan dalam pembayaran tunjangan bagi ASN yang dilantik sejak Desember 2021.

Ia mengungkapkan bahwa hanya dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima pembayaran tunjangan, sementara puluhan SKPD lainnya tidak mendapatkan hak mereka.

“Bagaimana bisa hanya dua SKPD yang dibayar, sedangkan yang lain diabaikan? Ini jelas menunjukkan ketidakadilan, apalagi masa jabatan Walikota saat ini sudah hampir habis,” tambah Wenny dengan nada penuh ketegasan.

Caroll Senduk Berusaha Menjelaskan, Namun Dinilai Kurang Memadai