TOMOHON– Desa Wisata Kakaskasen, yang diresmikan dengan optimisme tinggi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, pada 8 Agustus 2023, kini berada di ambang kehilangan pesonanya.

Meski berhasil masuk dalam jajaran 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, desa ini tampaknya tidak lagi menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota Tomohon di bawah kepemimpinan Wali Kota Caroll Senduk.

Saat peresmian, Desa Wisata Kakaskasen, khususnya Kakaskasen Dua, dianggap sebagai sebuah permata tersembunyi dengan keindahan alam yang memukau, termasuk pemandangan Gunung Lokon yang spektakuler, serta tradisi budaya yang unik dan memikat.

Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan bahwa desa ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun internasional.

Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di desa ini diharapkan mampu memanfaatkan keindahan alam dan kekayaan budaya desa untuk menciptakan konten-konten kreatif yang dapat memikat wisatawan.

“Pelaku parekraf bisa membuat konten yang memperlihatkan keindahan Gunung Lokon, kuliner yang diolah langsung oleh warga, atau daya tarik lainnya.

Desa Wisata Kakaskasen memiliki alam dan tradisi yang sangat menarik dan dapat memikat wisatawan untuk berkunjung,” kata Sandiaga Uno saat peresmian.

Untuk mendukung perkembangan desa ini, Menparekraf juga memberikan bantuan berupa laptop dan printer kepada Desa Wisata Kakaskasen Dua.

Bantuan tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya digitalisasi dalam administrasi dan pemasaran potensi desa, selaras dengan perkembangan teknologi.

Namun, harapan Sandiaga Uno untuk melihat Desa Wisata Kakaskasen berkembang tampaknya belum terwujud.

Desa yang dulunya diproyeksikan menjadi pusat wisata dan budaya, kini tampak terbengkalai dan tidak difungsikan dengan baik.

Potensi besar yang ada di desa ini terabaikan, seolah-olah program-program pengembangan yang digagas saat peresmian hanya menjadi sekadar formalitas belaka.

Situasi ini memunculkan pertanyaan besar terkait komitmen Pemerintah Kota Tomohon dalam mengelola dan mendukung potensi pariwisata lokal.

Desa yang seharusnya menjadi ikon wisata Tomohon kini kehilangan daya tariknya, dan potensi ekonomi bagi warga desa yang seharusnya bisa dioptimalkan melalui sektor pariwisata pun terancam hilang.

Ketidakpedulian ini tidak hanya merugikan masyarakat setempat, tetapi juga mencederai kepercayaan terhadap program-program pengembangan pariwisata yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.

Warga berharap agar Pemkot Tomohon segera mengambil langkah konkret untuk menghidupkan kembali Desa Wisata Kakaskasen sebelum potensi yang ada benar-benar hilang selamanya.

[**/ARP]