MANADO|PRONEWSNUSANTARA- Negara menempatkan film mempunyai nilai yang sangat strategis, dan berusaha melindungi masyarakat terhadap pengaruh adanya tayangan film tersebut. Sebab, nilai strategisnya terkadang film juga dijadikan alat untuk melakukan intervensi.
“Kehadiran kami sebagai Lembaga Sensor Film sebetulnya merealisasikan tanggung jawab negara atau pemerintah sesuai undang-undang nomor 33 tahun 2009. Intinya berusaha melindungi masyarakat,” kata Ketua Komisi II Lembaga Sensor Film (LSE) RI Dr Ahmad Yani Basuki, di Manado, Rabu (5/6/2024).
Pada pembukaan sosialisasi gerakan budaya sensor mandiri yang bertajuk ” Memajukan budaya, menonton sesuai usia”, di Hotel Aston Manado, dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sulut, Dr Femmy Suwu. Basuki menambahkan, saat ini hampir semua daerah di Indonesia memanfaatkan film karena mempunyai strategis dalam kehidupan masyarakat.
“Lembaga Sensor Film tidak cukup melakukan sosialisasi, literasi atau edukasi kepada masyarakat. Tetapi bagaimana melakukan penyensoran terhadap suatu produk film sesuai usia penonton, atau ada klasifikasi usia penonton. Hal ini juga tentu butuh peran masyarakat,” ujarnya.
Dikatakan, melindungi masyarakat dari pengaruh film tidak mudah. Dahulu masyarakat menonton film hanya di Bioskop, tetapi penontonnya diawasi ketat sesuai usia film yang ditonton.
Tetapi sekarang konteks masyarakat menonton film tidak hanya terbatas di Bioskop saja.
“Sekarang film bisa ditonton masyarakat diberbagai macam media, dan tidak cukup literasi bagaimana menonton film yang benar sesuai klasifikasi usia. Ini hal penting diperhatikan,” imbau Basuki.
Misalnya, seorang anak berusia dibawah 21 tahun masuk ke kamar tidur kemudian menonton film diatas jam 23:00 WIB. “Hal ini tentu perlu diperhatikan oleh orang tuanya,” anjurnya.
Pada kesempatan itu dilanjutkan dengan diskusi yang menampilkan nara sumber Ketua Sub Komisi Hukum dan Advokasi LSF, Saptari Novia Stri dan Dosen FIB Unsrat Manado.
Moderator Ketua Sub Komisi Data Pelaporan dan Publikasi LSF Dra Rita Sri Hastuti. Peserta diskusi pada acara ini berbagai elemen masyarakat, mahasiswa dan wartawan.
[**/VL]