SANGIHE|ProNews- Lonjakan drastis harga rica di Kabupaten Sangihe yang mencapai Rp 150 ribu per kilogram rupanya ditanggapi Penjabat Bupati Sangihe, Rinny Tamuntuan dengan serius.

Dalam rapat evaluasi penyerapan anggaran OPD, Rinny menjelaskan bahwa lonjakan harga cabe di Sangihe mengikuti harga di Kota Manado, karena kebutuhan cabe masih bergantung pada pasokan dari sana, Meski Sangihe memiliki produk lokal, ketergantungan pada pasokan Manado menjadi faktor utama.

Tamuntuan mengakui kualitas panen cabe di Sangihe sangat baik, tetapi menekankan perlunya klarifikasi lebih lanjut terkait data kebutuhan dan penjadwalan waktu tanam agar panen dapat dilakukan secara teratur. Ia berharap dengan penjadwalan yang baik, ketergantungan terhadap pasokan dari Manado dapat diminimalkan.

Bupati perempuan pertama di Sangihe ini juga memberikan himbauan kepada pedagang dan petani setempat untuk tidak mengikuti secara langsung harga cabe di Manado, terutama jika hasil panen di Sangihe memuaskan.

Mengingat mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru, Tamuntuan meminta agar harga cabe di Sangihe tetap dipertahankan, mengingat Pemerintah telah memberikan bantuan bibit dan pupuk kepada petani.

“Kami mengajak petani dan pedagang untuk mempertahankan harga pasar di Sangihe, karena kita sudah mendapat bantuan dari Pemerintah. Saya juga menghimbau masyarakat, termasuk ASN dan ibu-ibu pejabat, untuk aktif menanam cabe di halaman rumah atau polibek sebagai bentuk dukungan terhadap kebutuhan rumah tangga,” tegas Rinny Tamuntuan.

[**/allen]