TOMOHON|PRONEWSNUSANTARA- Hingga saat ini, perjuangan untuk mencari pasangan yang tepat bagi Caroll Senduk dalam Pilkada 2024 Kota Tomohon, Sulawesi Utara, masih terus berlanjut.

Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut, Olly Dondokambey, mengemukakan bahwa Caroll Senduk belum memiliki pasangan yang cocok untuk maju dalam Pilkada 2024.

Beberapa warga Tomohon seperti Jemmy S (43), Warga Kelurahan Uluindano Kecamatan Tomohon Selatan, Rolly N (47) Warga Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur, dan Mus W (53) Warga Kelurahan Kolongan 1 Kecamatan Tomohon Tengah, mengusulkan, agar Caroll Senduk berpasangan dengan drg Jeand’arc Karundeng, istri Walikota Tomohon yang dinilai sebagai figur yang tepat untuk mendampingi Caroll dalam kontestasi Pilkada.

Jeand’arc Karundeng bukan hanya Ketua TP PKK Kota Tomohon, tetapi juga seorang ASN dan Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Walikota Tomohon, yang selalu mendampingi suaminya dalam berbagai kegiatan.

Masyarakat mendukung pasangan Caroll-Jeand’arc dengan keyakinan bahwa potensi konflik dalam menjalankan pemerintahan akan sangat kecil, karena keputusan strategis diambil bersama dan akan seirama.

Mereka yakin bahwa pasangan ini akan harmonis dan kokoh selama masa jabatan.

Namun, Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulawesi Utara, Taufik Tumbelaka, menyatakan bahwa PDIP tidak akan terburu-buru dalam mencari pasangan untuk Caroll dalam Pilkada.

Dia menekankan pentingnya untuk bertindak bersabar dan memperhatikan dinamika politik yang ada.

Tumbelaka juga menyampaikan bahwa Caroll Senduk dapat berpasangan dengan siapa saja, baik dari internal maupun eksternal, seperti politisi dari partai lain, birokrat, atau profesional. Namun, Tumbelaka menyoroti kemungkinan PDIP akan menghadapi kesulitan dalam Pilkada 2029 jika terjadi koalisi dengan partai lain, kecuali Wakil Walikota bersedia bergabung menjadi kader PDIP.

Mengenai wacana Caroll Senduk dipasangkan dengan istrinya, Tumbelaka menyatakan bahwa hal tersebut wajar secara politik, namun perlu pertimbangan matang karena akan ada plus dan minus di mata publik. Selain itu, keputusan Caroll untuk mengambil langkah inipun perlu kalkulasi politik yang cermat,” ucap Taufik Tumbelaka.

[**/arp]