BEKASI|ProNews.id – Nayaka Budidharma pecatur pelatnas yunior berusia 18 tahun asal Malang, Jawa Timur, menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar juara dalam Kejuaraan Catur 2nd PERCASI – SCUA FIDE Rated kategori open.

Kompetisi Catur bergengsi yang berlangsung di SCUA Rawalumbu Kota Bekasi ini berhasil menarik perhatian 103 pecatur dari seluruh Indonesia serta peserta dari enam negara lainnya, seperti Inggris, Finlandia, Uzbekistan, Malaysia, Singapura, Australia, dan Myanmar.

Kemenangan gemilang Nayaka terwujud setelah menaklukkan pecatur senior FIDE Master Maksum Firdaus (2183) pada babak sembilan, yang merupakan babak terakhir kompetisi, di Minggu petang.

Pintu kemenangnnya semakin terbuka setelah FM Maksum Firdaus melakukan blunder pada langkah ke-40 dengan memakan kudanya putih milik Nayaka  di F3. Langkah blunder ini membuka peluang bagi Nayaka untuk menguasai jalannya permainan.

Pada langkah ke-49, setelah upaya perlawanan yang gigih, Firdaus Maksum akhirnya menyerah, memberikan kemenangan telak bagi Nayaka sekaligus meraih point 8 dari 9 babak yang dimainkan. Peringkat kedua katagori open ditempati FM Kemas Ade Krisna diikuti Master Nasional Eko Supriyono sama-sama mengumpulkan 7 point.

Dalam wawancara pasca-kemenangan, Nayaka Budidharma, yang saat ini tengah dipelatnaskan oleh PB Percasi untuk mengikuti kompetisi internasional, menyatakan kebahagiaannya atas pencapaian ini.

Kemenangan ini menjadi yang kedua kalinya baginya setelah sebelumnya juga meraih juara pada Kejuaraan PERCASI – SCUA FIDE Rated pada November 2023. Keberhasilan ini semakin memotivasinya untuk mengejar prestasi lebih tinggi.

Terpisah, Eka Putra Wirya mengatakan sukses Nayaka Budidharma yang juga merupakan siswa dari Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) merupakan buah dari pembinaan. “Saya senang turnamen ini dimenangkan oleh pecatur berusia muda yang masih berusia 19 tahun. Ini berarti regenerasi catur berjalan dengan sangat baik,” kata Eka Putra Wirya selaku Dewan Pembina PB.Percasi yang juga pemilik SCUA itu.

Ia juga mengatakan perjalanan Nayaka Budidharma menyandang gelar Grand Master(GM) untuk mengikuti jejak GM Utut Adianto masih sangat panjang. “Ini merupakan langkah awal. Tapi semuanya tergantung kepada dirinya sendiri. Kalo dia mau bekerja keras atau All out untuk dirinya sendiri dan mwncurahkan semua kemampuannya, itu bukan tidak mungkin. Saya juga melihat para pecatut usia muda lainnya sangat berpotensi,” paparnya lagi.

Sementara itu, Kabid Pembinaan dan Prestasi PB.Percasi, Kristianus Liem mengemukakan, turnamen ini banyak sisi positif bagi pembinaan catur di Indonesia.

“Selain nomor Open yang menjadi juaranya adalah pecatur muda. Tapi di nomor Dwi Tarung juga hasilnya sangat positif dari kacamata pembinaan. Seperti Dwi Tarung antara WIM Laesa Latifah melawan WIM Dita Karenza, merupakan pertarungan dua generasi dan ternayata dimenangkan oleh generasi mudanya yakni Laesa Latifah yang kelak menjadi pecatur yang menggantikan para seniornya di kemudian hari,” ungkap Kriatianus Liem.

Sumber : sportanews.com