TOMOHON– Pawai Pembangunan Kota Tomohon dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 yang digelar pada Kamis (22/8/2024) seharusnya menjadi ajang perayaan semangat nasionalisme dan kebersamaan.

Namun, acara tersebut tercoreng akibat tindakan oknum peserta yang memamerkan bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra di hadapan ribuan penonton yang memadati pusat Kota Tomohon.

Insiden ini memicu kehebohan di kalangan penonton yang tak menyangka akan ada unsur politik dalam pawai yang sejatinya dimaksudkan untuk merayakan pembangunan dan kemerdekaan.

“Kami terkejut melihat bendera dua partai itu dipasang di sepeda motor oleh peserta.

Ini seharusnya pawai pembangunan, bukan acara politik,” ungkap beberapa warga yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.

Kehadiran bendera PDIP dan Gerindra memunculkan spekulasi terkait pencalonan kembali Wali Kota Tomohon Caroll Senduk, yang merupakan Ketua DPC PDIP Tomohon, bersama Ketua DPC Gerindra Tomohon, Sendy Rumajar, dalam Pilkada 2024.

Namun, warga menilai tindakan tersebut tidak pantas dan mencoreng makna perayaan HUT RI.

“Kami berharap panitia pawai lebih cermat dan bertanggung jawab.

Ini sangat tidak elok dan merusak esensi pawai pembangunan,” tegas beberapa warga yang mendesak agar ketua panitia segera memberi klarifikasi.

Ketika dikonfirmasi, Ketua Seksi Pawai Panitia HUT RI ke-79 Tomohon, Rudy Lengkong, menyatakan bahwa dalam aturan yang disampaikan kepada peserta memang tidak ada larangan eksplisit mengenai penggunaan simbol partai.

“Memang syarat dan ketentuan tidak mencantumkan larangan tersebut, namun kami sudah mengimbau agar materi yang dapat memicu kerawanan tidak dibawa.

Kami juga mengingatkan agar selama pawai, peserta tetap menjaga kesopanan, ketertiban, dan kenyamanan,” ujar Lengkong.

Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai netralitas serta integritas panitia dalam menyelenggarakan acara yang seharusnya bebas dari nuansa politik.

[**/ARP]