Keanehan lainnya adalah ketidakterlibatan kecamatan dan bagian Setda yang memiliki anggaran lebih besar.

“Aneh sekali, bagian yang seharusnya bisa berkontribusi malah tidak dilibatkan,” lanjutnya.

Sumber terpercaya lainnya menambahkan bahwa pada pelaksanaan Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2024 dan pawai bocah sebelumnya, para Linmas yang berjaga siang dan malam tidak mendapat anggaran konsumsi yang memadai.

“Anggaran ini sebenarnya ditanggulangi oleh lurah.

Namun, mungkin saja mereka takut bersuara di media,” ujar sumber tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Walikota Tomohon Caroll Senduk melalui Sekretaris Daerah Kota Tomohon, Edwin Roring, yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik tersebut.

Sementara itu sejumlah masyarakat berharap agar kebijakan dalam pelaksanaan pawai ini dapat ditinjau ulang agar tercipta keadilan dan pemerataan beban tugas, terutama bagi kelurahan yang mengalami keterbatasan anggaran.

[**/ARP]