Menurut Iwan dan Joni aktivitas galian batu tersebut sangat mengganggu. Sebab, akibat ceceran tanah dari truk jalan jadi licin bila turun hujan dan berdebu bila musim kemarau. “Jika tidak segera ditutup aktivitas galian batu itu, sudah dikhawatirkan akan merusak lingkungan.
Hal sama juga diutarakan Meyke (48), warga sekitar menjelaskan, masyarakat sebetulnya sudah menyampaikan keluhan terkait aktivitas galian batu, namun tidak direspons baik oleh pemerintah.
“Tolonglah pengusaha jangan hanya mikirin untungnya saja, tapi harus pikirkan keselamatan pengguna jalan, bersihkan jalan dari tanah yang dihasilkan saat membawa material batu yang keluar dari lokasi galian C jangan dibiarkan.”
“Saya sebagai masyarakat biasa berharap aktivitas galian tanah itu segera ditutup, karena tidak memberikan dampak positif sedikit pun untuk masyarakat, yang ada dampak negatifnya dan seolah pengusaha juga cuek, dan pemerintah juga hanya jadi penonton,” pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan sayangnya Penjabat Bupati Minahasa, Dr Jemmy S Kumendong MSi, belum berhasil di konfirmasi. Bahkan saat media ini mendatangi ruang kerjanya untuk dikonfirmasi terkait adanya laporan masyarakat, Bupati Kumendong tidak berada ditempat.
[**/arp]