MANADO|ProNews.id – Menyambut dan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2023, beragam tanggapan dan harapan mengemuka dari para tokoh untuk mendorong masyarakat memaknai momen bersejarah tersebut, dengan baik dan benar.
Mulai dari Presiden RI Joko Widodo yang mengajak seluruh rakyatnya untuk memperingati Hari Kemerdekaan dengan tekad dan tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”, hingga pemuka-pemuka di daerah, termasuk kalangan rohaniwan.
Salah seorang tokoh agama di daerah ini, Pdt. Edwin F. Sumilat, S.Th., MA mengatakan bahwa HUT ke-78 Kemerdekaan RI merupakan berkat Tuhan bagi bangsa Indonesia, yang patut disyukuri bersama.
Khusus bagi Gereja Tuhan, sebut Anggota Badan Penasehat Majelis Daerah GPdI Sulut ini, lebih bersyukur lagi karena telah dikaruniakan-Nya Kemerdekaan sejati.
“Kita telah dibebaskan dan dimerdekakan dari perhambaan dan kutuk dosa berkat kasih karunia Allah melalui karya penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib,” tukas Gembala GPdI Hosana Karombasan Manado ini, dalam khotbah Ibadah Raya Minggu (13/08) di gereja.
Itu sebabnya, menurut dia, orang percaya harus memaknainya dengan merespon kemerdekaan yang dikaruniakan Bapa.
“Intinya adalah kita harus memahami kehendak Allah,” tegasnya di hadapan jemaat, dengan mengutip ayat pokok Firman Tuhan dalam Kolose 1 : 9-11.
Sumilat menambahkan, untuk dapat memahami apa kehendak-Nya, orang percaya mesti selalu diisi dengan kebenaran Firman Allah.
“Sebagaimana dikatakan dalam Kolose 1 : 9, supaya kamu menerima hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,” jelas dia.
Sehingga, lanjutnya mengutip Kolose 1 : 10, hidup orang percaya layak dan berkenan kepada Bapa dalam segala hal.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Sulut 2015-2023 ini pun mengaitkan dengan perkataan Firman Tuhan dalam Roma 12 : 1-2, yang menghendaki orang percaya untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, karena itulah ibadah sejati.
“Nah, hidup yang berkenan kepada Tuhan, Roma 12 : 2 katakan, janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga dapat membedakan mana kehendak-Nya, apa yang baik, yang berkenan kepada Dia, dan yang sempurna,” tutur dia.
Selain itu, sambungnya, orang yang dapat memahami kehendak Bapa adalah mereka yang memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.
“Dan, berkat dari semuanya ini, kita dikuatkan dengan kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya,” tandas mantan pengurus Badan Musyawarah Gereja (Bamag) Kota Manado ini.
Akhirnya, melalui doa penutup Firman Allah, Sumilat mengimani bangsa Indonesia ada dalam rancangannya Bapa, dan Gereja Tuhan dapat menjadi berkat didalamnya.
(*/Rev)