IRAN|ProNews.id- Sebuah serangan misil Iran ke Irak utara memicu sebuah pertikaian antara kedua negara bertetangga itu. Baghdad telah memanggil pulang duta besarnya dan Tehran menegaskan serangan itu dimaksudkan untuk mencegah ancaman dari mata-mata Israel.
Garda Revolusi Iran menyerang apa yang mereka sebut pusat mata-mata Israel di kawasan Kurdi yang semi otonom, demikian dilaporkan media Iran pada Senin.
Panglima Angkatan Udara Iran Amir Ali Hajizadeh mengatakan, “Pada pukul 12 tepat, alhamdullilah, semuanya diselesaikan secara sukses. Empat misil ditembakkan ke kelompok musuh di Idlib dari Khuzestan selatan, dan empat misil ditembakkan dari Kermanshah dan tujuh misil ditembakkan dari Azerbaijan timur ke target Zionis.”
Katanya pasukan elit itu juga menyerang ISIS di Suriah. Serangan ini tampaknya memperbesar kekhawatiran akan memburuknya kestabilan di seluruh Timur Tengah sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober, di mana sekutu-sekutu Iran dari Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman mulai terlibat dalam konflik.
Juga ada kekhawatiran bahwa Irak sekali lagi menjadi gelanggang konflik kawasan setelah serangkaian serangan AS terhadap kelompok militan terkait Iran yang merupakan bagian dari militer Irak.
Serangan AS itu dilakukan sebagai tanggapan atas puluhan serangan terhadap pasukan AS di kawasan sejak 7 Oktober.
sumber: voaindonesia.com