TOMOHON- Tomohon International Flower Festival (TIFF) akan kembali digelar oleh Pemkot Tomohon pada 8-12 Agustus 2024. Acara yang selalu dinanti ini diharapkan menarik ribuan wisatawan dengan ratusan ribu kuntum bunga yang menghiasi berbagai sudut kota.
Namun, acara besar ini menuai kontroversi terkait dugaan politisasi menjelang Pilkada 2024. TIFF yang seharusnya menjadi kebanggaan dan ajang budaya untuk masyarakat Tomohon kini dibayangi oleh isu politisasi.
Beredar kabar bahwa seluruh dekorator festival hanya berasal dari pendukung Walikota Caroll Senduk, yang diduga harus menunjukkan afiliasi politik mereka untuk mendapatkan bagian sebagai dekorator. “Ini sangat berbahaya.
Ingat, uang yang digunakan untuk TIFF berasal dari APBD, atau uang rakyat, bukan uang pribadi Walikota Tomohon yang akan mencalonkan diri di Pilkada 2024,” ujar beberapa sumber yang meminta agar nama mereka tidak disebutkan.
Mereka menambahkan, “Kami menduga ada jatah-jatahan anggaran untuk dekorator. Kami meminta aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut dugaan ini.
Bisa saja yang tidak berkompeten diberikan jatah hanya karena mereka pendukung Walikota Caroll Senduk.”
Salah satu bukti kuat jika TIFF ini dipolitisasi juga terungkap lewat percakapan di dalam grup WhatsApp Dekorator TIFF Absindo, di mana seluruh dekorator diwajibkan harus pasang badan mendukung CS atau Caroll Senduk baik lewat postingan di media sosial dan wajib mengomentari dukungan di setiap postingan media sosial,” ungkap sumber terpercaya media ini.
Menanggapi informasi ini, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Judhistira Siwu, menjelaskan bahwa terkait anggaran TIFF menurutnya relatif sesuai sponsor.
“Kalau dari APBD saya belum bisa pastikan karena lintas SKPD. Kalau di Dinas Pariwisata hanya anggaran untuk panggung, pengamanan, makan minum tamu, kebutuhan sekretariat, dan lain-lain,” terangnya pada Sabtu (27/7/2024) siang.
“Sedangkan untuk anggaran 25 float itu berasal dari masing-masing float. Yang daftar dan yang bayar float itu tidak ada yang menentukan.
Persiapan tetap berjalan. Tidak ada anggaran untuk dekorator. Dekorator dibayar dari pihak yang ikut float bukan dari Dinas Pariwisata,” tegas Judhistira.
“Soal adanya dugaan politisasi yang beredar dari mulut ke mulut dan di grup WhatsApp Dekorator TIFF Absindo, itu saya tidak tahu,” tandasnya.
[**/ARP]