MINAHASA|ProNews.id- Di Desa Kali Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), terdapat situs yang dikenal dengan nama ‘Watu Pinantik’, atau batu bersimbol. Sebutan Watu Pinatik merupakan bahasa Tombulu yang jika diartikan ke bahasa Indonesia ‘Batu yang ditulis.’
Dilansir dari laman kali opendesa. id, watu pinatik merupakan jejak pekabaran ajaran Katolik di Sulawesi Utara oleh misionaris dari Spanyol bernama Lorenzo Geralda pada tahun 1639-1645.
Lorenzo datang bersama tentara Spanyol dengan maksud membawa ajaran Katolik ke Desa Kali. Namun, upayanya ditentang Masyarakat setempat yang masih beragama Alifuru.
“Bahwa Pastor Lorenzo Garralda Ofm dibunuh dalam perang Spanyol-Tombulu pada tanggal 15 Agustus 1644. Sebelum dibunuh oleh warga pribumi, Lorenzo sempat menulis Simbol – simbol dibeberapa batu yang sampai saat Ini disebut ‘Watu Pinantik’. Hal ini dibenarkan oleh Leon Loho, Tokoh Agama Katolik di Desa Kali. Menurutnya kisah ini terdapat dalam Buku P. Muskens, Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Jilid 1, Jakarta, Tahun 1974: Halaman 303-309.
Juga kisah ini ditulis dalam surat rekan semasanya, Pastor Juan Iranzo Ofm yang melarikan diri dari perang itu, dan menulisnya di Manila pada tahun 1645. “Dan pentingnya lagi surat ini termuat dalam B.J Vissers Msc. Onder De Compagnie 1606-1800, Batavia 1934: halaman 65-70.
Sayangnya lokasi ‘watu pinantik’ saat ini sudah tidak terawat akibat banyaknya akses jalan yang belum memadai serta ulah tangan – tangan jahil oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan coretan – coretan tambahan di watu pinatik ini.
Bahkan Hukum tua desa Kali Hendrik Pungus pernah menuturkan, bahwa untuk perawatan watu pinatik, memang tidak rutin dilakukan pihaknya. Namun untuk perawatan watu pinatik ini, di dilakukan oleh perangkat desa dan umat Katolik Santo Antonius Padua Kali.
Lokasi batu berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Manado. Suasana yang menenangkan saat matahari terbit dan tenggelam merupakan daya tarik utama bagi tempat ini. Pemandangan dari Watu Pinantik yang sangat indah apalagi saat sore hari juga dapat digunakan untuk tempat agrowisata.
[**/arp]