TOMOHON– Grup Facebook Tomohon Tangguh mendadak menjadi sorotan, bukan hanya sebagai wadah diskusi warga, tetapi juga sebagai arena dukungan politik yang panas menjelang Pilkada Tomohon 2024.
Grup ini, dengan lebih dari 27 ribu anggota, dikenal sebagai basis yang dominan untuk pendukung Caroll Sendy, namun situasi tampaknya berbalik arah.
Ketenaran grup tersebut tidak terlepas dari keberadaan para buzzer—akun-akun palsu yang kerap menyebarkan informasi negatif tentang pasangan calon Wenny Lumentut dan Michael Mait (WLMM).
Berbagai isu fitnah dan SARA dihembuskan untuk memengaruhi persepsi publik dan mendongkrak popularitas Caroll Sendy.
Harapannya, taktik ini bisa memikat anggota grup untuk berpihak pada pasangan ini saat Pilkada yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November 2024.
Namun, upaya tersebut justru mendapatkan respon yang berbeda dari para anggota grup.
Alih-alih berhasil menggeser dukungan, mayoritas anggota justru merasa simpati terhadap WLMM.
Salah satu bukti yang cukup mengejutkan adalah hasil poling internal yang dilakukan di grup tersebut.
Poling yang awalnya diadakan oleh pendukung Caroll Sendy untuk menunjukkan dukungan, malah berbalik arah dengan menempatkan WLMM sebagai pemenang.
WLMM unggul dengan perolehan suara mencapai 1.334 suara, sementara Caroll Sendy hanya mendapatkan 671 suara, dan pasangan lain, MWCM, mengantongi 114 suara.
Melihat hasil ini, pendukung Caroll Sendy buru-buru menghapus poling tersebut, namun hasilnya telah lebih dulu terdokumentasi melalui tangkapan layar yang diambil oleh anggota yang mendukung WLMM.
Perolehan suara yang signifikan untuk WLMM ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota Tomohon, yang dikenal sebagai kota religius, tampaknya memiliki pandangan yang cukup jelas tentang siapa yang layak memimpin.
Meskipun serangan isu hoax terus dilancarkan, warga justru lebih memilih pasangan yang mereka rasa akan membawa Tomohon ke arah yang lebih baik.
Hasil ini tentunya menjadi angin segar bagi WLMM, sekaligus memperlihatkan bahwa strategi buzzer berbasis isu negatif belum tentu efektif.
Seiring mendekatnya tanggal Pilkada, persaingan ini jelas menunjukkan bahwa warga Tomohon memiliki kedewasaan politik untuk menilai calon yang terbaik bagi mereka.
Kemenangan WLMM dalam poling ini semakin menguatkan posisi mereka dan membuktikan bahwa mereka memiliki basis dukungan kuat di hati warga Tomohon.
Apakah tren ini akan berlanjut hingga hari pemilihan? Kita tunggu saja hasilnya di Pilkada 27 November nanti.
[**/ARP]