TOMOHON- Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024, Menara Alfa Omega di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, yang dulu menjadi kebanggaan warga, kini tampak memprihatinkan.

Kondisi bangunan yang ikonik ini menunjukkan tanda-tanda kurang perawatan, membuatnya kehilangan daya tarik sebagai simbol arsitektur modern yang selama ini diandalkan oleh kota.

Tampak Samping Menara Alfa Omega (foto:Pronews.id/arp)

Menara Alfa Omega, yang dibangun pada masa kepemimpinan mantan Walikota Jimmy Feidie Eman, SE.Ak, CA, sebelumnya merupakan salah satu destinasi yang banyak dikunjungi oleh turis lokal dan mancanegara.

Namun, sejak estafet kepemimpinan beralih ke Walikota Caroll Senduk, kondisi menara tersebut semakin memburuk.

Hal ini terlihat jelas dari warna merah putih yang seharusnya menjadi simbol kebanggaan nasional kini tampak luntur dan belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Tomohon.

Dengan desain arsitektur yang unik, Menara Alfa Omega bukan hanya sebuah bangunan tinggi yang mencapai 50 meter.

Desain menara yang menyerupai huruf “A” dan “O” mengandung makna teologis yang mendalam, menggambarkan Alfa dan Omega sebagai simbol spiritual dalam ajaran Kristen.

Selain itu, taman-taman indah yang mengelilingi menara ini juga menambah nilai estetika yang kini mulai hilang seiring dengan kurangnya pemeliharaan.

Keprihatinan muncul dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk Felix Emor, seorang tokoh masyarakat dari Kelurahan Talete, Kecamatan Tomohon Tengah.

Ia menyatakan harapannya agar Pemkot Tomohon segera mengambil langkah perbaikan sebelum perayaan HUT RI tahun ini.

Menurutnya, perbaikan tersebut penting untuk mengembalikan pesona Menara Alfa Omega sebagai ikon kota yang memancarkan semangat kemerdekaan dan kembali menjadi daya tarik bagi para turis dan masyarakat yang akan datang untuk merayakan momen penting ini.

Dengan semakin dekatnya peringatan HUT RI ke-79, perhatian terhadap kondisi Menara Alfa Omega menjadi sorotan.

Warga berharap, sebelum perayaan besar ini berlangsung, simbol kota yang memiliki makna mendalam ini dapat kembali mencerminkan kebanggaan dan semangat nasionalisme, bukan justru menjadi tanda dari ketidakpedulian.

[**/ARP]