MINAHASA- Kondisi akibat aktivitas tambang batu (galian C) di Jl.Mapalus antara Kelurahan Watulambot dan Kelurahan Wewelen, Kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa, meresahkan masyarakat dan para pengguna jalan raya.
Pasalnya ceceran tanah dari truk hampir setiap hari telah mengotori badan jalan yang menimbulkan becek apalagi saat kondisi hujan membuat licin dan jika siang hari debu yang dihasilkan cukup mengganggu penglihatan, bahkan hampir setiap hari ada saja pengguna jalan yang menjadi korban akibat ceceran tanah dari truk pengangkut batu yang keluar dari galian C ini.
Kepada ProNews.id sejumlah pengguna jalan dan warga setempat, mengaku heran padahal ada banyak pemukiman, tempat kuliner dan ada juga sekolah taman kanak – kanak (TK) di ruas jalan tersebut.
Anehnya lagi aktivitas tambang batu galian C ini beroperasi tak jauh dari kantor dprd Minahasa, pusat perkantoran dan rumah Dinas para pejabat. “Ada aktivitas kegiatan galian C dan terkesan dibiarkan oleh pemerintah setempat.
“Padahal, di wilayah tersebut tidak diperbolehkan ada aktivitas galian C.
“Saya yakin galian batu tersebut tidak mengantongi izin, untuk itu diminta pemerintah setempat agar menghentikan aktivitas galian yang sudah meresahkan para pengguna jalan,” kata Iwan (46) Warga Kelurahan Wewelen dan Joni (52) Warga Kelurahan Watulambot, Rabu (15/11/2023).
Menurut Iwan dan Joni aktivitas galian batu tersebut sangat mengganggu. Sebab, akibat ceceran tanah dari truk jalan jadi licin bila turun hujan dan berdebu bila musim kemarau. “Jika tidak segera ditutup aktivitas galian batu itu, sudah dikhawatirkan akan merusak lingkungan.
Hal sama juga diutarakan Meyke (48), warga sekitar menjelaskan, masyarakat sebetulnya sudah menyampaikan keluhan terkait aktivitas galian batu, namun tidak direspons baik oleh pemerintah.
“Tolonglah pengusaha jangan hanya mikirin untungnya saja, tapi harus pikirkan keselamatan pengguna jalan, bersihkan jalan dari tanah yang dihasilkan saat membawa material batu yang keluar dari lokasi galian C jangan dibiarkan.”
“Saya sebagai masyarakat biasa berharap aktivitas galian tanah itu segera ditutup, karena tidak memberikan dampak positif sedikit pun untuk masyarakat, yang ada dampak negatifnya dan seolah pengusaha juga cuek, dan pemerintah juga hanya jadi penonton,” pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan sayangnya Penjabat Bupati Minahasa, Dr Jemmy S Kumendong MSi, belum berhasil di konfirmasi. Bahkan saat media ini mendatangi ruang kerjanya untuk dikonfirmasi terkait adanya laporan masyarakat, Bupati Kumendong tidak berada ditempat.
[**/arp]