MINAHASA – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) keempat di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, masyarakat menaruh harapan besar pada lahirnya pemimpin yang visioner, berkomitmen kuat untuk kemajuan, memiliki jaringan luas, dan mampu membawa kesejahteraan bagi daerah.
Harapan ini tumbuh di tengah kekecewaan warga terhadap janji-janji manis para kontestan Pilkada sebelumnya, terutama pasca-pemekaran wilayah pada tahun 2003 dan 2008.
Sebagai kabupaten induk yang melahirkan Minahasa Selatan, Minahasa Utara, dan Kota Tomohon, Minahasa kini merasa tertinggal jauh dari daerah-daerah otonom baru (DOB) tersebut.
Meskipun telah berusia 76 tahun sejak pertama kali dipimpin oleh Bupati Dirk August Theodorus Gerungan pada 1948, banyak masalah mendasar seperti eceng gondok di Danau Tondano dan infrastruktur yang terbengkalai masih menggurita.
Menurut pengamat sosial, politik, dan pemerintahan Emil Max Suak, Minahasa membutuhkan pemimpin yang visioner, berkomitmen, dan memiliki jaringan luas.
Emil mengungkapkan bahwa figur seperti Youla Lariwa Mantik (YLM) memiliki kapasitas untuk memenuhi harapan tersebut.
“Bukan mengenyamping yang lain, tapi saya tahu persis siapa Youla Lariwa Mantik ini,” ujarnya.
Rekam jejak Youla, yang pernah menjadi Ketua Pemuda Pancasila, menunjukkan komitmen dan ketangguhannya dalam memimpin.
Emil menilai bahwa Youla layak mengusung tema “YLM untuk Minahasa Keter,” atau “Minahasa Kuat”, dengan visi membangun masyarakat kuat dalam ekonomi, sumber daya manusia, dan infrastruktur.
Youla Lariwa Mantik, SH, MH (YLM), seorang pengusaha sukses di bidang batu bara, sawit, dan properti, serta kandidat doktor hukum dari Unsrat Manado, juga dikenal sebagai pengacara yang peduli dan merakyat.
YLM mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Minahasa 2024 melalui Partai Gerindra.
“Sebagai pengusaha sukses dan pengacara, suatu hal yang muskil apabila Youla berniat mencari keuntungan finansial ketika menjadi bupati. Ini nilai plus dari Youla,” tegas Emil.
Namun, untuk mencapai posisi Bupati Minahasa, Youla harus berjuang keras mendapatkan dukungan partai politik dan masyarakat.
Jika berhasil, Youla tidak hanya akan mempercepat pembangunan infrastruktur dan menciptakan SDM unggul serta lapangan kerja, tetapi juga mencatat sejarah sebagai bupati wanita pertama di Minahasa.
“YLM akan menjadi bupati wanita pertama dan bupati ke-20 dari 22 periode pemerintahan Minahasa,” kata Emil.
Dengan visi yang kuat dan komitmen untuk memajukan Minahasa tanpa korupsi, Youla Lariwa Mantik diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dan mewujudkan Minahasa yang maju dan sejahtera.
[**/ARP]